KUDUS, Joglo Jateng – Pengumuman lomba desa tingkat kabupaten dimenangkan oleh Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus. Desa ini memiliki inovasi dengan teknologi akses digitalnya. Sebab dalam penilaian lomba desa salah satu poinnya adalah kreatif dan inovatif yang berdampak pada pembangunan negeri.
Kepala Desa Ngembal Kulon, Moh Khanafi mengatakan, dirinya bersyukur atas kemenangan yang diraih. Prestasi ini merupakan reward untuk pemerintah desa sehingga bisa menambah semangat dan bangga terhadap apa yang sudah dilakukan. Masyarakat juga menjadi pendukung atas semua kegiatan yang ada di desanya.
“Melihat semangatnya warga ini sudah luar biasa. Terutama swadaya masyarakat yang kini masih terjaga,” ujarnya kepada Joglo Jateng disela-sela mempersiapkan diri menuju lomba desa tingkat provinsi.
Dalam hal persiapan ke jenjang yang lebih tinggi, dia tidak punya persiapan khusus. Tetapi apa yang sudah dia lakukan bersama masyarakat mencoba untuk mencari dokumennya. Saat ini sedang mencari dokumentasinya lalu mempersiapkan up load ke link pendaftaran tingkat provinsi. Dengan batas waktu terakhir 17 Mei.
“Setelah dilakukan pemberkasan, lanjut panitia lomba melakukan verifikasi dokumen dari desa. Setelahnya penyampaian materi untuk dilakukan verifikasi lapangan,” ujarnya.
Dalam perlombaan, pihaknya memberikan laporan dokumen yang ada. Tentang tata pemerintahan, kewilayahan, kemasyarakatan, dan lembaga-lembaga yang ada. Setiap kegiatan berlangsung dia selalu menyimpan dokumentasi secara hard file dan juga soft file agar pencariannya lebih mudah. Hal itu mendukung adanya penilaian yang diperoleh cukup tinggi.
“Desa ini termasuk pertama kali ada internet desa sejak 2022. Persiapannya yang lama untuk di BUMDeskan. Berdasarkan data yang masuk, akses internet di desa ini sudah mencapai 80 persen,” tuturnya.
Menurutnya, pembuatan jalan di desa juga cukup penting karena masyarakat ikut gotong royong membangun desanya. Dengan adanya jalan baru, masyarakat melakukan secara masif perlu adanya jiwa sosial yang tinggi.
Pada dasarnya, membangun jalan bukanlah hal yang mudah. Menurut dia, kuncinya adalah masyarakat yang punya tanah memberikan sebagian tanahnya untuk jalan. Butuh kesadaran yang tinggi untuk mewakafkan tanah.
Dia merasa semua desa di Indonesia punya keinginan untuk memajukan desanya. Mungkin cara dan kegiatannya yang berbeda-beda. Yang paling penting sekarang bicara tanpa dokumen hanyalah cerita. Perlu dokumentasi untuk membuktikan keberadaannya. (cr3/fat)
joglojateng - ngembalkulon
Kirim Komentar